Selasa, 27 November 2012
Artikel kimia(search engine)
Sumber: http://chayoy.blogspot.com/2011/04/makalah-kesetimbangan-kimia.html?m=1
KESETIMBANGAN KIMIA
Defenisi Kesetimbangan
Kimia
Keadaan Kesetimbangan kimia
adalah suatu keadaaan dimana
konsentrasi seluruh zat tidak
lagi mengalami perubahan,
sebab zat-zat diruas kanan
terbentuk dan terurai kembali
dengan kecepatan yang sama.
Keadaan kesetimbangan ini
bersifat dinamis, artinya reaksi
terus berlangsung dalam dua
arah dengan kecepatan yang
sama. Pada keadaan
kesetimbangan tidak mengalami
perubahan secara mikrokopis
(perubahan yang dapat diamati
atau diukur). Kesetimbangan
kimia dibedakan atas
kesetimbangan homogen dan
kesetimbangan heterogen. Pada
kesetimbangan homogen semua
zat yang ada dalam sistem
kesetimbangan memiliki fase
yang sama ada dalam bentuk
gas, larutan. Sedangkan
kesetimbangan heterogen semua
zat-zat yang ada dalam sistem
kesetimbangan memiliki fase
yang berbeda dalam bentuk
padat-gas, padat-larutan.
II. 2 Faktor Faktor Yang
Mempengaruhi
Kesetimbangan Kimia
1. Pengaruh konsentrasi
Jika konsentrasinya
diperbesar pada salah satu
zat maka reaksi bergeser
dari arah zat tersebut,
sedangkan bila
konsentrasinya diperkecil
maka reaksi akan bergeser
ke arah zat tersebut.
2. Pengaruh tekanan
Perubahan tekanan hanya
berpengaruh pada sistem gas,
berdasarkan hukum boyle bila
tekanan gas diperbesar maka
volumenya diperkecil,
sedangkan bila tekanan gas
diperkecil maka volume gas
diperbesar, berdasarkan
persamaan gas ideal PV = nRT
bahwa tekanan berbanding
lurus dengan jumlah mol gas.
jika mol gas bertambah maka
tekanan akan membesar,
sebaliknya bila jumlah mol gas
berkurang maka tekanan akan
menjadi kecil. Dengan
demikian jika tekanan
diperbesar maka reaksi akan
bergeser ke arah jumlah mol
gas yang lebih kecil dan
juga sebaliknya.
3. Pengaruh Suhu
Jika suhu dinaikkan maka
reaksi akan bergeser ke arah
reaksi endoterm, sedangkan
jika suhu diturunkan maka
reaksi akan bergeser ke arah
eksoterm. Contoh : N2(g) +
3H2(g)<--> 2NH3(g) H= - 92
kJ, bila suhu diubah dari
500° menjadi 1200° maka
kesetimbangan ke arah
endoterm atau ke kiri.
4. Katalis
katalis hanya berfungsi
untuk mempercepat
tercapainya kesetimbangan
kimia.
II. 3 Jenis- Jenis
Kesetimbangan Kimia
1. Kesetimbangan Homogen
Semua spesi kimia berada
dalam fasa yang sama. Salah
satu contoh kesetimbangan
homogen fasa gas adalah sistem
kesetimbangan N 2 O 4 /NO 2 .
Reaksi yang terjadi adalah
sebagai berikut :
N 2 O 4(g) <——> 2
NO 2(g)
K c = [NO 2 ]2 / [N 2O 4 ]
Konsentrasi reaktan dan
produk dalam reaksi gas dapat
dinyatakan dalam bentuk
tekanan parsial masing-masing
gas (ingat persamaan gas ideal,
PV=nRT). Dengan demikian,
satuan konsentrasi yang diganti
dengan tekanan parsial gas
akan mengubah persamaan K c
menjadi K p sebagai berikut :
K p =
(P NO2 )2
/
(P N2O4 )
PNO2 dan P N2O4 adalah
tekanan parsial masing-masing
gas pada saat kesetimbangan
tercapai. Nilai K p menunjukkan
konstanta kesetimbangan yang
dinyatakan dalam satuan
tekanan (atm). K p hanya
dimiliki oleh sistem
kesetimbangan yang melibatkan
fasa gas saja .
Secara umum, nilai K c tidak
sama dengan nilai K p , sebab
besarnya konsentrasi reaktan
dan produk tidak sama dengan
tekanan parsial masing-masing
gas saat kesetimbangan. Dengan
demikian, terdapat hubungan
sederhana antara K c dan K p
yang dapat dinyatakan dalam
persamaan matematis berikut :
K
p
=
K
c
(
RT
)
∆
n
K p = konstanta kesetimbangan
tekanan parsial gas
K c = konstanta kesetimbangan
konsentrasi gas
R = konstanta universal gas
ideal (0,0821 L.atm/mol.K)
T = temperatur reaksi (K)
∆n = Σ koefisien gas produk -
Σ koefisien gas reaktan
Selain kesetimbangan homogen
fasa gas, terdapat pula
sejumlah kesetimbangan
homogen fasa larutan. Salah
satu contoh kesetimbangan
homogen fasa larutan adalah
kesetimbangan ionisasi asam
asetat (asam cuka) dalam air.
Reaksi yang terjadi adalah
sebagai berikut :
CH3 COOH (aq) <——> CH 3 COO -
(aq) + H+ (aq)
K c = [CH 3 COO- ] [H+ ] /
[CH 3 COOH]
2. Kesetimbangan Heterogen
Kesetimbangan ini melibatkan
reaktan dan produk dalam fasa
yang berbeda. Sebagai contoh,
saat padatan kalsium karbonat
dipanaskan dalam wadah
tertutup, akan terjadi reaksi
berikut :
CaCO3(s) <——> CaO (s)
+ CO 2(g)
Dalam reaksi penguraian
padatan kalsium karbonat,
terdapat tiga fasa yang berbeda,
yaitu padatan kalsium
karbonat, padatan kalsium
oksida, dan gas karbon
dioksida. Dalam kesetimbangan
kimia, konsentrasi padatan dan
cairan relatif konstan, sehingga
tidak disertakan dalam
persamaan konstanta
kesetimbangan kimia. Dengan
demikian, persamaan konstanta
kesetimbangan reaksi
penguraian padatan kalsium
karbonat menjadi sebagai
berikut :
K c = [CO 2 ]
K p = P CO2
Baik nilai K c maupun K p tidak
dipengaruhi oleh jumlah CaCO3
dan CaO (jumlah padatan).
Beberapa aturan yang berlaku
dalam penentuan nilai
konstanta kesetimbangan kimia
saat reaksi kesetimbangan
dimanipulasi (diubah) antara
lain :
1. Jika reaksi dapat
dinyatakan dalam
bentuk penjumlahan
dua atau lebih reaksi,
nilai konstanta
kesetimbangan reaksi
keseluruhan adalah
hasil perkalian
konstanta
kesetimbangan masing-
masing reaksi.
A + B <——> C +
D
K c ’
C + D <——> E +
F
K c ’’
A + B <——> E +
F K c =
K c ’ x K c ’’
2. Jika reaksi ditulis
dalam bentuk kebalikan
dari reaksi semula,
nilai konstanta
kesetimbangan menjadi
kebalikan dari nilai
konstanta
kesetimbangan semula.
A + B <——> C +
D K c’ = [C]
[D] / [A] [B]
C + D <——> A + B
K c = [A] [B] / [C]
[D] = 1 / K c’
3. Jika suatu reaksi
kesetimbangan
dikalikan dengan faktor
n, nilai konstanta
kesetimbangan menjadi
nilai konstanta
kesetimbangan semula
dipangkatkan dengan
faktor n.
A + B <——> C +
D K c ’ = [C] [D] /
[A] [B]
2 A + 2 B D 2 C + 2
D K c = [C] 2
[D] 2 / [A] 2 [B] 2 = { [C]
[D] / [A] [B] }2 =
(K c ’)2
Salah satu kegunaan konstanta
kesetimbangan kimia adalah
memprediksi arah reaksi . Untuk
mempelajari kecenderungan
arah reaksi, digunakan besaran
Q c, yaitu hasil perkalian
konsentrasi awal produk dibagi
hasil perkalian konsentrasi awal
reaktan yang masing-masing
dipangkatkan dengan koefisien
reaksinya. Jika nilai Q c
dibandingkan dengan nilai K c ,
terdapat tiga kemungkinan
hubungan yang terjadi, antara
lain :
1. Q c < K c
Sistem reaksi reversibel
kelebihan reaktan dan
kekurangan produk. Untuk
mencapai kesetimbangan,
sejumlah reaktan diubah
menjadi produk. Akibatnya,
reaksi cenderung ke arah
produk (ke kanan).
2. Q c = K c
Sistem berada dalam keadaan
kesetimbangan. Laju reaksi,
baik ke arah reaktan maupun
produk, sama.
3. Q c > K c
Sistem reaksi reversibel
kelebihan produk dan
kekurangan reaktan. Untuk
mencapai kesetimbangan,
sejumlah produk diubah
menjadi reaktan. Akibatnya,
reaksi cenderung ke arah
reaktan (ke kiri).
Kesetimbangan kimia dapat
diganggu oleh beberapa faktor
eksternal. Sebagai contoh, pada
pembahasan proses Haber
sebelumnya, telah diketahui
bahwa nilai K c pada proses
Haber adalah 3,5.10 8 pada
suhu kamar. Nilai yang besar
ini menunjukkan bahwa pada
kesetimbangan, terdapat banyak
gas amonia yang dihasilkan
dari gas nitrogen dan gas
hidrogen. Akan tetapi, masih
ada gas nitrogen dan gas
hidrogen yang tersisa pada
kesetimbangan. Dengan
menerapkan prinsip ekonomi
dalam dunia industri,
diharapkan sebanyak mungkin
reaktan diubah menjadi produk
dan reaksi tersebut berlangsung
sempurna. Untuk mendapatkan
produk dalam jumlah yang
lebih banyak, kesetimbangan
dapat dimanipulasi dengan
menggunakan prinsip Le
Chatelier.
Seorang kimiawan
berkebangsaan Perancis, Henri
Le Chatelier, menemukan
bahwa jika reaksi kimia yang
setimbang menerima
perubahaan keadaan (menerima
aksi dari luar), reaksi tersebut
akan menuju pada
kesetimbangan baru dengan
suatu pergeseran tertentu untuk
mengatasi perubahan yang
diterima (melakukan reaksi
sebagai respon terhadap
perubahan yang diterima) . Hal
ini disebut Prinsip Le Chatelier.
Ada tiga faktor yang dapat
mengubah kesetimbangan
kimia, antara lain :
1.
Konsentrasi reaktan
atau produk
2. Suhu
3. Tekanan
atau volume pada
sistem yang
mengandung fasa gas
Untuk memproduksi gas
amonia sebanyak mungkin,
dapat dilakukan manipulasi
kesetimbangan kimia dari segi
konsentrasi reaktan maupun
produk, tekanan ruangan,
volume ruangan, dan suhu
reaksi. Berikut ini adalah
pembahasan mengenai masing-
masing faktor.
1. Mengubah konsentrasi
Jika ke dalam sistem
kesetimbangan ditambahkan
gas nitrogen maupun gas
hidrogen berlebih (reaktan
berlebih), nilai Q c menjadi
lebih kecil dibandingkan K c .
Untuk mengembalikan ke
kondisi setimbang, reaksi akan
bergeser ke arah produk (ke
kanan). Akibatnya, jumlah
produk yang terbentuk
meningkat. Hal yang sama juga
akan terjadi jika gas amonia
yang terbentuk langsung
diambil. Reaksi akan bergeser
ke arah kanan untuk mencapai
kembali kesetimbangan.
Dapat disimpulkan bahwa jika
dalam sistem kesetimbangan
ditambahkan lebih banyak
reaktan atau produk, reaksi
akan bergeser ke sisi lain untuk
menghabiskannya. Sebaliknya,
jika sebagian reaktan atau
produk diambil, reaksi akan
bergeser ke sisinya untuk
menggantikannya.
2.Mengubah suhu
Reaksi pada proses Haber
adalah reaksi eksotermis.
Reaksi tersebut dapat
dinyatakan dalam persamaan
reaksi berikut :
N 2(g) + 3 H2(g) <——> 2
NH 3(g) + Kalor
Jika campuran reaksi tersebut
dipanaskan, akan terjadi
peningkatan jumlah kalor
dalam sistem kesetimbangan.
Untuk mengembalikan reaksi
ke kondisi setimbang, reaksi
akan bergeser dari arah kanan
ke kiri. Akibatnya, jumlah
reaktan akan meningkat
disertai penurunan jumlah
produk. Tentu saja hal ini
bukanlah sesuatu yang
diharapkan. Agar jumlah
amonia yang terbentuk
meningkat, campuran reaksi
harus didinginkan. Dengan
demikian, jumlah kalor di sisi
kanan akan berkurang sehingga
reaksi akan bergeser ke arah
kanan.
Secara umum, memanaskan
suatu reaksi menyebabkan
reaksi tersebut bergeser ke sisi
endotermis. Sebaliknya,
mendinginkan campuran reaksi
menyebabkan kesetimbangan
bergeser ke sisi eksotermis.
3. Mengubah tekanan dan
volume
Mengubah tekanan hanya
mempengaruhi kesetimbangan
bila terdapat reaktan dan/atau
produk yang berwujud gas.
Pada proses Haber, semua spesi
adalah gas, sehingga tekanan
dapat mempengaruhi
kesetimbangan.
Reaksi pada proses Haber
terjadi dalam ruangan tertutup.
Tekanan pada ruangan terjadi
akibat tumbukan gas hidrogen,
gas nitrogen, serta gas amonia
terhadap dinding ruangan
tersebut. Saat sistem mencapai
keadaan setimbang, terdapat
sejumlah gas nitrogen, gas
hidrogen, dan gas amonia
dalam ruangan. Tekanan ruang
dapat dinaikkan dengan
membuat tempat reaksinya
menjadi lebih kecil (dengan
memampatkannya, misal
dengan piston) atau dengan
memasukkan suatu gas yang
tidak reaktif, seperti gas neon.
Akibatnya, lebih banyak
tumbukan akan terjadi pada
dinding ruangan bagian dalam,
sehingga kesetimbangan
terganggu. Untuk mengatasi
pengaruh tersebut dan
memantapkan kembali
kesetimbangan, tekanan harus
dikurangi.
Setiap kali terjadi reaksi maju
(dari kiri ke kanan), empat
molekul gas (satu molekul gas
nitrogen dan tiga molekul gas
hidrogen) akan membentuk dua
molekul gas amonia. Reaksi ini
mengurangi jumlah molekul
gas dalam ruangan. Sebaliknya,
reaksi balik (dari kanan ke
kiri), digunakan dua molekul
gas amonia untuk mendapatkan
empat molekul gas (satu
molekul gas nitrogen dan tiga
molekul gas hidrogen). Reaksi
ini menaikkan jumlah molekul
gas dalam ruangan.
Kesetimbangan telah diganggu
dengan peningkatan tekanan.
Dengan mengurangi tekanan,
gangguan tersebut dapat
dihilangkan. Mengurangi
jumlah molekul gas di dalam
ruangan akan mengurangi
tekanan (sebab jumlah
tumbukan akan berkurang).
Oleh sebab itu, reaksi maju
(dari kiri ke kanan) lebih
disukai, sebab empat molekul
gas akan digunakan dan hanya
dua molekul gas yang akan
terbentuk. Sebagai akibat dari
reaksi maju ini, akan
dihasilkan gas amonia yang
lebih banyak.
Secara umum, meningkatkan
tekanan (mengurangi volume
ruangan) pada campuran yang
setimbang menyebabkan
reaksinya bergeser ke sisi yang
mengandung jumlah molekul
gas yang paling sedikit.
Sebaliknya, menurunkan
tekanan (memperbesar volume
ruangan) pada campuran yang
setimbang menyebabkan
reaksinya bergeser ke sisi yang
mengandung jumlah molekul
gas yang paling banyak.
Sementara untuk reaksi yang
tidak mengalami perubahan
jumlah molekul gas (mol
reaktan = mol produk), faktor
tekanan dan volume tidak
mempengaruhi kesetimbangan
kimia.
Katalis meningkatkan laju
reaksi dengan mengubah
mekanisme reaksi agar
melewati mekanisme dengan
energi aktivasi terendah.
Katalis tidak dapat menggeser
kesetimbangan kimia.
Penambahan katalis hanya
mempercepat tercapainya
keadaan setimbang.
Dari beberapa faktor di atas,
hanya perubahan temperatur
(suhu) reaksi yang dapat
mengubah nilai konstanta
kesetimbangan (K c maupun
K p). Perubahan konsentrasi,
tekanan, dan volume hanya
mengubah konsentrasi spesi
kimia saat kesetimbangan, tidak
mengubah nilai K. Katalis
hanya mempercepat
tercapainya keadaan
kesetimbangan, tidak dapat
menggeser kesetimbangan
kimia.
Bab III
PENUTUP
III. 1 Kesimpulan
Kesetimbangan kimia terjadi
pada saat kita memiliki reaksi
timbal balik di sebuah sistem
tertutup. Tidak ada yang dapat
ditambahkan atau diambil dari
sistem itu selain energi. Pada
kesetimbangan, jumlah dari
segala sesuatu yang ada di
dalam campuran tetap sama
walaupun reaksi terus berjalan.
Ini dimungkinkan karena
kecepatan reaksi ke kanan dan
ke kiri sama.
Senin, 26 November 2012
Langganan:
Postingan (Atom)